PENAKUIS.COM – Bioma taiga adalah ekosistem yang terletak tepat di selatan lingkaran Arktik di belahan bumi utara. Wilayah ini mencakup Kanada, Siberia, Skandinavia, dan Rusia, dengan ciri khas hutan konifera yang lebat serta musim dingin yang panjang. Keberadaan tanah beku abadi (permafrost) merupakan hal umum di bioma ini.
Meskipun memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang lebih rendah dibandingkan bioma lainnya, taiga tetap menjadi rumah bagi berbagai jenis fauna yang memiliki adaptasi khusus untuk bertahan di lingkungan yang keras. Berikut adalah beberapa contoh fauna khas ekosistem taiga:
1. Beruang Hitam Amerika
Beruang hitam Amerika (Ursus americanus) merupakan mamalia endemik Amerika Utara. Menurut data Animalia, hewan ini bisa tumbuh hingga setinggi 1,8 meter dengan berat rata-rata 100 hingga 270 kilogram pada individu dewasa. Usia hidupnya di alam liar bisa mencapai 30 tahun.
Beruang ini memiliki adaptasi luar biasa untuk bertahan di hutan taiga yang dingin, seperti lapisan bulunya yang tebal guna menjaga suhu tubuh tetap hangat. Selain itu, cakar tajamnya membantu mereka memanjat pohon untuk mencari makan. Berdasarkan laman Blue Planet, sekitar 75% makanan beruang hitam adalah tumbuhan, sementara sisanya terdiri dari madu, bangkai, dan hewan kecil.
2. Lynx Kanada
Lynx Kanada (Lynx canadensis) merupakan predator yang hidup di kawasan tundra Kanada, dari Newfoundland hingga Yukon. Hewan ini dilaporkan oleh Newfoundland Labrador dapat hidup hingga usia 20 tahun di alam liar.
Lynx ini menyukai hutan dengan pepohonan lebat yang memungkinkannya berburu mangsa dengan strategi menyergap. Terwelu sepatu salju (Lepus americanus) adalah mangsa utamanya. Menariknya, bulu lynx Kanada dapat ‘berubah warna’ sesuai musim. Bulunya yang dominan putih dan abu-abu saat musim dingin membantu mereka menyatu dengan lingkungan bersalju, sedangkan bulu cokelat terang di musim panas berguna untuk berkamuflase di area pepohonan guna menghindari serigala dan coyote. Selain itu, lynx ini juga dikenal sebagai pemanjat pohon ulung untuk menyiasati predator.
3. Salamander Siberia
Tak hanya mamalia, amfibi seperti salamander Siberia (Salamandrella keyserlingii) juga menghuni bioma taiga. Hewan ini hidup di kawasan Siberia, Kazakhstan, Mongolia, Cina timur laut, hingga Semenanjung Korea.
Salamander ini memiliki ukuran tubuh sepanjang 9 hingga 12,5 cm dengan kulit halus berwarna cokelat atau olive. Ekornya bahkan lebih panjang daripada tubuhnya. Sebagai hewan nokturnal, salamander Siberia aktif beraktivitas pada malam hari.
Kemampuan adaptasinya sangat luar biasa; mereka dapat bertahan hidup meski suhu mencapai minus 40 derajat Celsius. Beberapa bahkan ditemukan membeku dalam permafrost pada kedalaman 4 hingga 14 meter di bawah permukaan tanah, tanpa kehilangan nyawa. Ketika lingkungan menghangat kembali, salamander tersebut akan mencair dan langsung aktif bergerak seperti biasa.
4. Wolverine
Salah satu penghuni bioma taiga di Amerika Utara adalah wolverine, sejenis musang yang banyak ditemukan di Alaska. Hewan ini memiliki bulu panjang dengan warna coklat gelap yang lebat, dihiasi garis putih atau keemasan memanjang dari bahu hingga pangkal ekornya.
Mamalia dengan nama ilmiah Gulo gulo ini dikenal dengan kemampuannya beradaptasi di kawasan sub-artik. Mereka dilengkapi cakar semi-retractile yang memungkinkan mereka memanjat pohon dengan cekatan serta berjalan di atas salju tebal tanpa kesulitan.
Wolverine adalah pemangsa oportunis yang tidak terikat pada jenis makanan tertentu, sehingga mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan sumber makanan yang tersedia. Saat musim dingin berkepanjangan, mereka akan memakan bangkai hewan yang tertinggal dari predator lain. Namun, di saat makanan melimpah, mereka menjadi pemburu aktif, memangsa hewan seperti terwelu, kambing gunung, atau moose, sebagaimana dilaporkan oleh Alaska Zoo.
Menurut Alaska Department of Fish and Game, wolverine adalah hewan penyendiri kecuali saat musim kawin. Masa kawinnya berlangsung antara Mei hingga Agustus. Selama musim semi, sekitar bulan Februari hingga April, mereka melahirkan anak di dalam gua atau terowongan salju yang aman untuk bersembunyi. Mamalia ini dapat hidup hingga usia 13 tahun.
5. Burung Pelatuk Tutul Besar
Bioma taiga juga menjadi rumah bagi berbagai spesies burung, salah satunya adalah great spotted woodpecker atau burung pelatuk tutul besar. Meski bukan spesies eksklusif taiga, burung ini juga dapat ditemukan di kawasan Mediterania serta Afrika Utara.
Menurut data dari Animalia, burung ini memiliki panjang tubuh sekitar 20-24 cm dengan berat kurang dari 100 gram. Kepalanya berwarna hitam kebiruan dengan corak putih di sisi kepala, leher, perut, dan sayap. Warna merah mencolok pada bagian kepala dan perut bawah menambah keindahan penampilannya.
Burung pelatuk tutul besar menyukai habitat berupa hutan dengan pohon-pohon rimbun atau kebun buah-buahan. Mereka akan membuat lubang di batang pohon untuk bersarang atau mencari makan. Sebagian besar makanan mereka berupa serangga dan larva yang ditemukan dalam batang pohon. Di musim dingin, mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi buah beri dan kacang-kacangan, sebagaimana dilaporkan oleh Wildlife Trust.
Meski tergolong sebagai satwa bioma taiga, burung pelatuk ini kesulitan menghadapi kondisi dingin yang ekstrem. Jika musim dingin terlalu parah, mereka akan bermigrasi ke daerah yang lebih rendah dan hangat.
Setiap ekosistem memiliki ciri khasnya masing-masing. Bioma taiga, misalnya, terkenal dengan hutan konifera seperti pinus dan cemara serta musim dingin yang panjang. Satwa-satwa yang tinggal di dalamnya memiliki cara adaptasi unik untuk bertahan hidup di lingkungan tersebut. Selain enam spesies yang telah dijelaskan, adakah hewan bioma taiga lain yang kamu ketahui?
Baca Juga : 5 Spesies Zaman Dulu Asli Indonesia yang Masih Ada Sampai Sekarang
Tinggalkan Balasan