5 Hewan Endemik di Taman Nasional Ujung Kulon yang Menarik untuk Diketahui

PENAKUIS.COM – Taman Nasional Ujung Kulon terletak di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Banten. Situs ini tidak hanya menjadi salah satu taman nasional terpenting di Indonesia, tetapi juga dikenal sebagai habitat bagi berbagai spesies endemik dan terancam punah. Salah satu daya tarik utamanya adalah keberadaan spesies langka yang menjadikan kawasan ini sebagai rumah terakhir mereka.

Sebagai contoh, Taman Nasional Ujung Kulon merupakan benteng perlindungan terakhir bagi badak jawa, spesies yang sangat terancam. Selain itu, predator seperti macan tutul jawa dan burung ikonik seperti elang jawa juga ditemukan hidup di sana. Berikut ini beberapa hewan endemik yang menjadikan taman nasional ini semakin istimewa.

1. Owa Jawa

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat bagi berbagai spesies primata, termasuk owa jawa atau Hylobates moloch. Primata ini mudah dikenali melalui ciri khasnya, seperti tubuh yang berwarna hitam atau perak, tangan panjang, dan gerakannya yang lincah. Sebagai hewan arboreal, owa jawa lebih banyak menghabiskan waktu di pepohonan.

Menurut laman Animal Diversity Web, owa jawa hidup berkelompok yang terdiri atas individu dewasa dan anakan. Cukup cerdas, owa jawa mampu berkomunikasi menggunakan suara untuk mengenali serta melindungi anggota kelompoknya. Namun, mereka dikenal sebagai hewan pemalu sehingga sulit ditemukan di alam liar.

2. Badak Jawa

Diperkirakan hanya tersisa sekitar 76 individu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di alam liar saat ini, menjadikannya salah satu spesies paling terancam di dunia. Yang lebih istimewa, badak sepanjang 2–4 meter ini hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan demikian, keberlangsungan taman nasional menjadi krusial bagi kelangsungan hidup spesies ini.

Badak jawa memiliki sifat pemalu dan jarang terlihat oleh manusia karena memilih hidup di hutan lebat dan area lembap yang terpencil. Ancaman terbesar bagi mereka adalah kerusakan habitat, perubahan iklim, penyebaran terbatas, dan perburuan liar. Selain itu, proses reproduksi yang lambat membuat populasinya sulit untuk pulih secara signifikan.

Dengan keberadaan spesies-spesies langka seperti owa jawa dan badak jawa, Taman Nasional Ujung Kulon tidak hanya memiliki peran ekologi yang besar tetapi juga menjadi simbol penting konservasi keanekaragaman hayati Nusantara.

3. Lutung

Selain owa jawa, Taman Nasional Ujung Kulon juga menjadi rumah bagi primata lainnya yang tak kalah unik, yaitu lutung (Trachypithecus auratus). Keduanya sama-sama memiliki warna tubuh hitam, namun lutung cenderung lebih kecil dan ramping. Lutung merupakan primata herbivora yang mengonsumsi berbagai jenis daun, buah, serta bunga. Sebagai hewan yang hidup di pepohonan atau arboreal, lutung lebih sering menghabiskan waktunya di atas pohon.

Menurut iNaturalist, lutung dikenal sebagai hewan sosial yang hidup dalam kelompok kecil terdiri dari sekitar tujuh individu. Perilaku unik yang dimiliki lutung betina adalah sifat penyayangnya, bahkan sering merawat anak-anak betina lain dalam kelompoknya. Selain itu, lutung memiliki sifat yang sangat protektif terhadap keturunannya maupun kelompoknya. Dalam mempertahankan kelompoknya, lutung tak ragu bersikap agresif atau menyerang kawanan lain jika merasa terancam.

4. Macan Tutul Jawa

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah predator puncak di Taman Nasional Ujung Kulon. Berdasarkan informasi dari Animalia, kucing besar ini memiliki kemampuan berburu yang sangat fleksibel, memangsanya mulai dari rusa, babi hutan, monyet, lutung, owa, sampai hewan-hewan peliharaan seperti ayam, anjing, hingga kambing. Uniknya, macan tutul jawa tidak hanya berburu di daratan tetapi juga di perairan dan bahkan di pepohonan.

Populasi macan tutul jawa hanya ditemukan di Pulau Jawa dengan kondisi yang terus menurun sehingga sangat mengkhawatirkan. Saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 individu di alam liar. Penurunan populasi tersebut disebabkan oleh kerusakan habitat, industrialisasi, aktivitas manusia, hingga perburuan liar. Jika tidak ada upaya serius untuk melindunginya, nasibnya bisa saja mengikuti jejak harimau jawa yang sudah lebih dahulu punah.

5. Elang Jawa

Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu burung paling terancam di Taman Nasional Ujung Kulon. Berdasarkan data Avibase, elang jawa termasuk kategori hewan “endangered” atau terancam punah, dengan populasi yang diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 pasang. Tanpa perhatian lebih untuk mencegah penurunan populasinya, burung ini berpotensi menghadapi kepunahan dalam waktu dekat.

Burung ini memiliki tubuh berukuran besar dengan panjang sekitar 60 centimeter dan mudah dikenali berkat warna tubuh cokelat gelap serta jambul khas di kepalanya. Di habitatnya, elang jawa adalah predator tangguh yang memangsa beragam jenis hewan mulai dari ular, burung kecil, tikus, kadal, serangga hingga mamalia berukuran sedang. Aktivitas seperti bersarang dan kawin biasanya dilakukan di pepohonan untuk menghindari ancaman predator lainnya.

Sebagai benteng terakhir bagi berbagai spesies endemik dan terancam punah di Indonesia, Taman Nasional Ujung Kulon memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga keberlanjutan ekosistemnya. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga kawasan ini dan tidak sembarangan mengaksesnya. Yang terbaik adalah membiarkan hewan-hewan endemik tersebut hidup dengan bebas sesuai habitat alaminya demi keberlangsungan mereka di masa depan.

Baca Juga : 5 Hewan yang Sering Dianggap Hama Namun Berperan Penting Bagi Ekosistem


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *