Otak Semut Lebih Besar Dibandingkan Serangga Lain? Inilah Kehebatan Mereka

PENAKUIS.COM – Semut merupakan salah satu hewan terkecil di dunia dengan ukuran rata-rata hanya sekitar 5 hingga 15 mm, bahkan ada yang lebih kecil. Namun, bagaimana sebenarnya dengan otak semut? Apakah benar ukurannya lebih besar dibandingkan serangga lain?

Semut tergolong dalam keluarga Formicidae, dengan sekitar 13.000 spesies yang telah diidentifikasi. Meski demikian, jumlah total spesies diperkirakan mencapai 20.000.

Sebagai serangga eusosial, semut menunjukkan tingkat organisasi sosial yang luar biasa. Mereka hidup berkoloni dalam jumlah besar, biasanya terdiri dari 20.000 hingga 100.000 individu.

Meskipun ukurannya kecil, para peneliti menilai semut memiliki perilaku yang kompleks dan dinilai sebagai makhluk yang “cerdas”.

Apakah Semut Memiliki Otak?

Penelitian menunjukkan bahwa semut memiliki otak dengan ukuran yang cukup besar jika dibandingkan dengan serangga lainnya. Bahkan, mereka memiliki salah satu rasio otak terhadap tubuh terbesar, yang mencapai 1:7.

Sebagai perbandingan, manusia memiliki rasio otak ke tubuh sekitar 1:40. Meski otaknya relatif besar untuk ukuran tubuhnya, otak semut hanya mengandung sekitar 250.000 neuron, jauh lebih sedikit dibandingkan otak manusia yang memiliki 86 miliar neuron.

Kepintaran Semut: Struktur Sosial dan Pembagian Tugas

Berdasarkan informasi dari laman AZ Animals, semut termasuk ke dalam daftar serangga paling cerdas di dunia, bersanding dengan lebah.

Namun, kecerdasan semut tidak terlihat pada skala individu, melainkan secara kolektif. Koloni mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai tugas kompleks.

Semut sering dianggap serupa dengan sel tunggal dalam tubuh manusia, sedangkan koloninya dianalogikan seperti keseluruhan tubuh. Mereka sangat terorganisir dan mampu bekerja sama dalam melaksanakan berbagai tugas, seperti membangun sarang, mencari makanan, hingga melindungi koloni.

Semut juga memiliki kemampuan berkomunikasi menggunakan feromon, bahan kimia yang berfungsi sebagai penanda jejak. Indra mereka dapat mendeteksi feromon ini untuk menginformasikan sesuatu kepada anggota koloni.

Serupa dengan masyarakat manusia, koloni semut pun memiliki struktur sosial dan hierarki yang jelas, termasuk ratu yang bertugas untuk bereproduksi, pejantan yang mati setelah melakukan kawin, serta semut pekerja.

Semut pekerja adalah individu betina yang lebih kecil dari ratu dan tidak berperan dalam reproduksi. Mereka memegang tanggung jawab utama dalam memastikan keberlangsungan hidup koloni melalui tugas sehari-hari. Biasanya, pekerjaan dalam koloni dibagi secara merata sehingga setiap semut fokus pada satu tugas tertentu.

Selain tugas-tugas kolonial yang kompleks tidak ditemui pada banyak hewan lain—semut juga terkenal pandai dalam membangun serta merawat sarangnya. Berbeda dengan makhluk lain yang cenderung berpindah tempat saat sarang mereka rusak, semut justru memiliki kelompok kerja khusus yang bertanggung jawab memperbaiki kerusakan sarang agar tetap layak huni.

Dalam hal mencari makanan dan melindungi koloni, semut memiliki metode pertahanan yang efektif. Ketika ada ancaman, mereka dapat melepaskan feromon alarm untuk memperingatkan anggota koloni dan memanggil bala bantuan ke area yang perlu dilindungi.

Dalam menghadapi ancaman, semut bekerja bersama dengan strategi seperti menggigit, menyengat, atau menyemprotkan asam ke arah musuh. Kekompakan semut dalam mempertahankan koloni menjadi salah satu bukti nyata kecerdasan kolektif mereka.

Baca Juga : Bagaimana Ular Mendengar Meski Hanya Memiliki Satu Bagian Telinga?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *