Bagaimana Ular Mendengar Meski Hanya Memiliki Satu Bagian Telinga?

PENAKUIS.COM – Ular dikenal sebagai salah satu hewan melata yang menakutkan karena bisa mematikan yang dimilikinya. Namun, di balik reputasi tersebut, hewan ini ternyata hanya memiliki satu bagian telinga, yakni telinga bagian dalam. Jadi, bagaimana ular bisa mendengar?

Sebagai makhluk yang unik, ular memiliki tubuh tanpa kaki dan mampu menelan mangsanya dalam satu potongan utuh. Saat berburu, ular mengandalkan indra penciumannya yang tajam, disertai penglihatan dan kemampuan mendengar yang terbatas.

Jika diperhatikan, ular tampak tidak memiliki telinga seperti kebanyakan hewan lain karena tidak mempunyai daun telinga. Fakta ini tentu mengundang rasa penasaran mengenai cara mereka mendengar.

Struktur Telinga Ular: Hanya Telinga Bagian Dalam

Berbeda dengan kebanyakan hewan, ular tidak memiliki telinga luar yang terlihat. Namun, di dalam kepala mereka terdapat struktur tulang telinga yang membantu indera pendengaran mereka.

Menurut Sara Ruane, seorang herpetolog dari Field Museum di Chicago, ketika hewan seperti anjing atau kelinci mendengar suara, mereka menggerakkan telinga eksternal mereka untuk menangkap suara dengan lebih baik. Sementara itu, proses pendengaran pada ular hanya terjadi melalui telinga bagian dalam, tanpa bantuan struktur luar.

Seperti pada umumnya, sistem pendengaran terdiri dari beberapa bagian: telinga luar yang memusatkan suara menuju gendang telinga, telinga tengah dengan tiga tulang penghantar getaran suara, dan telinga dalam yang mengubah getaran tersebut menjadi impuls saraf ke otak. Khusus untuk ular, studi pada tahun 2012 yang diterbitkan di *Journal of Experimental Biology* menunjukkan bahwa ular tidak memiliki telinga luar maupun telinga tengah lengkap. Sebagai gantinya, mereka hanya memiliki satu tulang di telinga tengah yang menghubungkan telinga dalam dengan rahang.

Respon Ular pada Suara Berfrekuensi Rendah

Karena hanya memiliki struktur telinga bagian dalam dan tulang penghubung tunggal, pendengaran ular tidaklah terlalu peka. Mereka lebih sensitif terhadap suara dengan frekuensi rendah dibandingkan tinggi. Dahulu, peneliti mengira ular hanya bisa merespons getaran gelombang suara yang merambat melalui tanah. Namun asumsi tersebut dibantah oleh studi terbaru pada 2023.

Penelitian yang diterbitkan melalui jurnal *PLOS One* menguji lima jenis ular dan menemukan bahwa ular dapat merespons suara di udara hingga frekuensi 450 Hz. Meski begitu, kemampuan optimal mereka tetap berada pada rentang frekuensi rendah. Penelitian sebelumnya di tahun 2012 menyebut bahwa ular sanca kerajaan paling peka terhadap gelombang antara 80 hingga 160 Hz yang merambat melalui tanah. Sebagai perbandingan, pendengaran manusia normal mencakup rentang frekuensi 20 hingga 20.000 Hz, seperti dijelaskan dalam buku *Neuroscience*.

Sara Ruane memberikan ilustrasi: jika seseorang berteriak kepada Anda saat Anda berada di dalam air, Anda mungkin mendengar suaranya namun tidak secara jelas memahami setiap kata. Begitulah cara kerja pendengaran ular untuk suara dengan frekuensi tinggi; mereka mampu mendengar tetapi tidak secara detail.

Pendengaran Terbatas Bukan Halangan

Keterbatasan pendengaran ini tampaknya tidak menjadi masalah besar bagi ular. Sebab, mereka tidak menggunakan vokalisasi untuk saling berkomunikasi. Suara seperti desisan atau geraman yang dihasilkan ular justru berada di frekuensi lebih tinggi dari pendengaran mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa suara tersebut ditujukan untuk menakuti predator seperti burung atau mamalia.

Selain itu, ular tidak bergantung sepenuhnya pada pendengaran karena mereka lebih mengandalkan indra lainnya. Salah satu indra utama yang sangat berperan adalah penciuman. Dengan menjulurkan lidah mereka ke udara, ular mampu menangkap molekul bau di sekitarnya dan memproses informasi tersebut menggunakan organ khusus yang terhubung ke otaknya.

Jelaslah bahwa meskipun pendengaran mereka terbatas, ular telah berevolusi untuk mengoptimalkan indra-indra lainnya demi kelangsungan hidupnya di alam.

Baca Juga : Kambing Gunung Mampu Mendaki Tebing Curam Tanpa Terjatuh, Begini Penjelasannya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *