Contoh P5 Kurikulum Merdeka, Pelaksanaan Pembelajaran yang Harus Guru Ketahui

Ghivan Adi

Teman-teman admin kali ini akan memberikan contoh penerapan P5 kurikulum merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Seperti yang diketahui kurikulum terbaru yang dirilis oleh kemdikbud adalah kurikulum merdeka.

P5 atau projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan salah satu muatan yang terkandung dalam kurikulum merdeka.

Berikut merupakan beberapa contoh penerapan P5 kurikulum merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Sebelum itu, teman-teman guru harus memahami apa itu profil pelajar pancasila.

 

Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Di dalam Kurikulum Merdeka, Profil Pelajar Pancasila ini merupakan tujuan akhir dari berbagai strategi dan metode dalam pembelajaran.

 

Gambaran Pelaksanaan Contoh P5 Kurikulum Merdeka

Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati serta memikirkan berbagai solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler yang dirancang untuk menguatkan upaya tercapainya kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Projek sendiri adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan agar tercapainya tujuan tertentu.

Projek ini didesain agar peserta didik dapat melakukan berbagai investigasi, memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan yang rasional.

Mengutip dari ebook panduan projek penguatan profil pelajar pancasila, dicantumkan beberapa contoh P5 kurikulum merdeka pelaksanaan pembelajaran.

 

Berikut Contoh P5 Kurikulum Merdeka (Pelaksanaan Pembelajaran) :

Pak Aso, pendidik, Bandung

Pak Aso merupakan seorang guru Sekolah Luar Biasa. Pak Aso mengamati, siswanya yang suka meminum teh manis tetapi belum bisa membuat sendiri.

Pak Aso merancang projek bertema Kewirausahaan untuk mengembangkan dimensi kemandirian, dengan tema “Kita Suka Teh Manis”.

Siswa belajar mengenal alat dan bahan pembuatan teh, menentukan ukuran gula dan air, hingga menuangkan air dalam gelas, dan menyajikan teh sendiri.

Projek profil dilakukan dengan pendampingan, pengulangan dan pembiasaan di sekolah maupun di rumah.

Pak Aso juga menyemangati siswanya berjualan teh manis pada pameran

Siswa Pak Aso sangat senang, 20 gelas teh manis laku terjual hari itu. Setelah projek profil berakhir, beberapa orang tua bercerita pada Pak Aso bahwa anaknya kini dapat membuat teh manis sendiri setiap pagi.

Ningsih, peserta didik, Sumbawa Barat

Ningsih merupakan siswi SMPyang tinggal di desa nelayan gurita. Di sekolah, guru Ningsih dapat merancang projek profil bertopik “Detektif Gurita.“

Ningsih juga dapat mengeksplorasi berbagai hal mengenai dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita, hingga bagaimana gurita dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di desanya.

Saat penyelidikan, Ningsih dan juga teman-teman baru mengetahui bahwa gurita yang tidak laku biasanya hanya dibuang ke laut.

Dengan bimbingan guru, Ningsih dan teman sekelasnya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita agar bisa memanfaatkan gurita yang tidak laku.

Ningsih sangat senang karena dia dan teman-temannya berkesempatan mengasah kreatifitas dan gotong royong.

Bu Reina, komite sekolah, Surakarta

Bu Reina merupakan pengurus komite di SMK tempat puteranya bersekolah. 50% lulusan SMK tersebut belum diterima bekerja.

Melalui observasi pada saat praktek, Bu Reina menemukan, siswa yang belum memiliki budaya kerja yang baik.

Bu Reina mendukung inisiatif Tim Fasilitator Projek Profil untuk membuat projek profil dengan tema “Kebekerjaan”.

Dengan bantuan dana dari komite, siswa dapat melakukan kunjungan ke industri dan merefleksikan budaya kerja yang baik dalam dunia industri.

Siswa kemudian berdiskusi dan menyepakati budaya kerja yang ingin mereka latih, lalu menerapkannya di waktu praktek.

Di akhir projek profil, para siswa telah terbiasa bekerja secara profesional baik secara mandiri maupun di dalam tim, cerminan berkembangnya dimensi mandiri dan gotong-royong.

Bu Mondang, kepala satuan pendidikan, Medan

Bu Mondang sangat prihatin terkait kasus di SMA yang dipimpinnya telah terjadi kasus perundungan kepada siswa dengan etnis minoritas.

Bertekad menyelesaikan masalah ini, Bu Mondang berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Projek Profil SMA.

Mereka sepakat merancang projek profil yang menyasar dimensi Kebhinnekaan Global, dengan topik “Sayangi Diri Sayangi Sesama.”

Para guru juga memfasilitasi dialog antar siswa.

Sekolah juga mengundang narasumber dari berbagai komunitas lintas-etnis untuk berdialog dan bertukar pikiran dengan para siswa.

Sekolah mengadakan kegiatan live-in untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar berinteraksi dengan keluarga yang berbeda etnis.

Projek profil ini berhasil menghilangkan ketegangan antar etnis dan juga menumbuhkan rasa empati serta dan persatuan di SMA yang dipimpin oleh Bu Mondang.

 

P5 dalam Kurikulum Merdeka

P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yaitu kegiatan kokurikuler berbasis projek.

Kegiatan ini dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Secara prinsip, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dilaksanakan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

 

P5 Kurikulum Merdeka Menurut Buku Panduan Pengembangan

Dalam buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, kita mendapatkan berbagai informasi dan inspirasi dalam merancang dan melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Dalam buku panduan disebutkan bahwa Kemendikbudristek telah menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan dalam satuan pendidikan.

Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat 4 tema untuk jenjang PAUD dan 8 tema untuk SD-SMK sederajat.

Tema yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.

 

Tema P5 pada PAUD

  1. Aku Sayang Bumi “Gaya Hidup Berkelanjutan”
  2. Aku Cinta Indonesia “Kearifan Lokal”
  3. Kita Semua Bersaudara “Bhinneka Tunggal Ika”
  4. Imajinasi dan Kreativitasku “Rekayasa dan Teknologi”

 

Tema P5 pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat

  1. Gaya Hidup Berkelanjutan
  2. Kearifan Lokal
  3. Bhinneka Tunggal Ika
  4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
  5. Suara Demokrasi
  6. Rekayasa dan Teknologi
  7. Kewirausahaan
  8. Kebekerjaan

Dalam 1 tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. PAUD: Ketentuan jumlah tema yakni 1 s.d 2 projek profil dengan tema berbeda.
  2. SD/MI/SDLB/Paket A: ketentuan jumlah tema yakni 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda.
  3. SMP/MTs/SMPLB/Paket B: Ketentuan jumlah tema yakni 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda.
  4. SMA/MA/SMALB/Paket C Kelas X: Ketentuan jumlah tema yakni 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda.
  5. SMA/MA/SMALB/Paket C Kelas XI dan XII: Ketentuan jumlah tema yakni 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda.
  6. SMK/MAK Kelas X: Ketentuan jumlah tema yakni 3 projek profil dengan 2 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan.
  7. SMK/MAK kelas XI: Ketentuan jumlah tema yakni 2 projek profil dengan 1 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan.
  8. SMK/MAK Kelas XII: Ketentuan jumlah tema yakni 1 projek profil dengan tema kebekerjaan.
  9. SPK: Ketentuan jumlah tema yakni 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda.

Pada dasarnya P5 dalam kurikulum merdeka dijalankan sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik dan guru berada.

Berkolaborasi dengan lingkungan sekitar serta kerjasama dengan orang tua peserta didik serta seluruh komponen sekolah yang ada.

Agar projek profil yang dijalankan sesuai dengan keunikan konteks satuan pendidikan dan dapat membantu peserta didik bertumbuh menjadi pelajar pancasila.

Demikian penjelasan mengenai Contoh P5 kurikulum merdeka, semoga penjelasan terkait contoh P5 kurikulum merdeka bermanfaat bagi teman-teman guru semua.

Bagikan: