PENAKUIS.COM – Dasar laut menyimpan banyak misteri prasejarah yang hingga kini belum sepenuhnya terungkap. Menurut laporan dari situs Oldest. com, kehidupan di lautan telah berkembang selama miliaran tahun, membentuk keanekaragaman hayati yang kaya dan berperan krusial dalam keseimbangan ekosistem global.
Meskipun banyak makhluk laut purba telah punah seiring berjalannya waktu, sejumlah spesies masih bertahan hingga kini, menjadi saksi bisu perubahan besar yang terjadi di Bumi. Melalui penelitian fosil, para ilmuwan menemukan sembilan spesies hewan laut yang telah mampu bertahan selama jutaan tahun, meskipun menghadapi berbagai tantangan lingkungan.
1. Hiu Greenland
Hiu Greenland adalah salah satu spesies hiu terbesar yang masih ada, menunjukkan keajaiban kelangsungan hidup dengan usia yang diperkirakan mencapai 450 juta tahun. Kedekatannya dengan hiu tidur Pasifik dan selatan menambah kerumitan warisan evolusinya.
Biasanya ditemukan di kedalaman dingin Samudera Atlantik Utara dan Samudra Arktik, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hiu Greenland mungkin dapat menjelajah hingga kedalaman Karibia. Sebagai predator puncak, hiu ini cenderung memakan ikan serta memburu hewan besar seperti anjing laut, menggunakan gerakan lambat saat mencari mangsa.
Dikenal sebagai pemulung yang tertarik pada bau daging busuk, daging hiu Greenland dapat dikonsumsi setelah mengalami proses pengolahan khusus untuk menghilangkan toksin trimetilamina N-oksida yang tinggi. Yang mencengangkan, hiu Greenland mungkin memiliki umur terpanjang di antara semua vertebrata, dengan umur yang diperkirakan bisa mencapai 500 tahun.
2. Ikan Coelacanth
Ikan coelacanth, yang menghuni perairan dekat Kepulauan Komoro di lepas pantai tenggara Afrika dan Indonesia, memiliki peranan penting dalam sejarah evolusi. Dengan perkiraan usia lebih dari 410 juta tahun, coelacanth dianggap sebagai fosil hidup yang menyimpan banyak misteri tentang evolusi ikan.
Ada dua spesies coelacanth yang masih ada, yaitu Coelacanth Samudera Hindia Barat, atau yang dikenal sebagai gombessa, dan coelacanth Indonesia. Meskipun keduanya memiliki struktur tubuh yang serupa, perbedaan warna kulit menjadi ciri khas masing-masing, di mana coelacanth Indonesia berwarna abu-abu kecoklatan, sedangkan coelacanth Samudera Hindia Barat berwarna kebiruan.
Kedua spesies tersebut, namun, menghadapi ancaman kepunahan: Coelacanth Samudera Hindia Barat tercatat sebagai spesies yang sangat terancam punah, sementara coelacanth Indonesia terdaftar sebagai spesies yang rentan.
3. Nautilus
Nautilus, yang dikenal sebagai fosil hidup, telah bertahan lebih dari 500 juta tahun dan tetap relatif tidak berubah selama bertahun-tahun. Awalnya memiliki cangkang lurus seperti yang ditemukan pada genus Lituites yang sudah punah, waktu kemunculan nautilus masih menjadi perdebatan, namun para ilmuwan meyakini bahwa mereka mulai berevolusi pada akhir periode Kambrium.
Pada periode Ordovisium, nautilus menjadi salah satu predator laut utama. Meskipun subkelas cephalopoda lain, Coleoidea, telah mengalami perubahan signifikan, nautilus tetap mempertahankan ciri-ciri aslinya hingga kini.
Keunikan nautilus terletak pada penglihatannya yang terbatas, hanya mampu membedakan antara terang dan gelap. Namun, mereka memiliki kemampuan penciuman yang sangat baik, yang berperan penting dalam membantu mereka berburu mangsa.
Keberadaan nautilus sebagai fosil hidup memberikan wawasan langka tentang evolusi dan adaptasi makhluk laut selama setengah miliar tahun terakhir, menawarkan informasi berharga tentang kelangsungan hidup kehidupan di bawah laut.
4. Udang Kecebong
Notostraca, yang lebih dikenal dengan nama udang kecebong, merupakan contoh fosil hidup yang menakjubkan, telah bertahan hidup selama lebih dari 250 juta tahun. Udang kecebong ini biasanya dapat ditemukan di dasar kolam sementara dan danau dangkal, memiliki ciri khas berupa karapas datar yang lebar di bagian depan dan perut ramping yang menyerupai siluet kecebong, membedakannya dari jenis udang lainnya.
Bentuk yang unik ini memungkinkan udang kecebong untuk beradaptasi di berbagai habitat air, termasuk air tawar, air payau, dan danau dangkal di seluruh dunia. Fosil tertua dari udang kecebong yang dikenal berasal dari Belgia dan merupakan spesies Strudops goldenbergi, yang hidup sekitar 365 juta tahun yang lalu.
Selain kemampuan bertahan hidup yang mengesankan, gaya hidup udang kecebong juga menarik perhatian. Salah satu faktornya adalah cara telur-telurnya yang dapat terbawa angin selama puluhan tahun sebelum akhirnya menetas, menunjukkan adaptasi yang unik terhadap lingkungannya.
5. Spons
Sebagai hewan laut tertua yang masih ada, spons memberikan perspektif yang menarik mengenai keberlangsungan kehidupan di Bumi. Meskipun belum ada kepastian tentang berapa lama mereka telah ada, penemuan fosil pada tahun 2019 menunjukkan bahwa spons mungkin telah eksis setidaknya selama 890 juta tahun.
Sebelumnya, fosil spons tertua yang diketahui diperkirakan berusia sekitar 535 juta tahun. Meski terdapat perdebatan mengenai kemungkinan adanya kehidupan pada periode tersebut akibat rendahnya kadar oksigen di Bumi, beberapa ilmuwan berargumen bahwa kehidupan awal mungkin tidak memerlukan kadar oksigen setinggi spesies yang lebih kompleks.
Walaupun hanya sekitar 20 spesies spons yang dianggap terancam, perlindungan terhadap keberlangsungan populasi spons sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem air. Spons memiliki karakteristik unik, di antaranya tidak memiliki sistem pencernaan, saraf, atau peredaran darah. Merekalah yang menjaga aliran air tetap stabil di dalam tubuhnya, yang pada gilirannya mendukung proses penyerapan nutrisi dan oksigen serta pembuangan limbah.
Baca Juga : Punya Tampilan Garang, 5 Jenis Anjing Ini Cocok Jadi Penjaga Rumah
Tinggalkan Balasan