Kumpulan Rumus Konsentrasi Larutan dalam Perhitungan Kimia

Dalam dunia kimia, konsentrasi larutan merupakan salah satu konsep penting yang digunakan untuk mengukur jumlah zat terlarut dalam pelarut. Konsentrasi larutan dapat dihitung menggunakan berbagai rumus yang telah dikembangkan oleh para ahli kimia. Dalam artikel ini, kami akan membahas kumpulan rumus konsentrasi larutan yang umum digunakan dalam perhitungan kimia. Kami akan menjelaskan setiap rumus dengan detail dan memberikan contoh yang relevan untuk memperjelas penggunaannya. Mari kita mulai!

1. Molaritas (M)

Molaritas merupakan salah satu cara paling umum untuk mengukur konsentrasi larutan. Molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter pelarut. Rumus molaritas dapat dinyatakan sebagai:

Molaritas (M) = Jumlah mol zat terlarut / Volume pelarut (L)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol natrium klorida (NaCl) dalam 1 liter air, maka molaritas larutan NaCl adalah 0,5 M.

2. Persen Massa (m/m)

Persen massa adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Persen massa didefinisikan sebagai massa zat terlarut yang terdapat dalam 100 gram larutan. Rumus persen massa dapat dinyatakan sebagai:

Persen massa (m/m) = (Massa zat terlarut / Massa larutan) x 100%

Contoh:

  • Jika terdapat 20 gram gula (C12H22O11) dalam 100 gram larutan, maka persen massa gula dalam larutan tersebut adalah 20%.

3. Persen Volume (v/v)

Persen volume adalah cara lain yang umum digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan. Persen volume didefinisikan sebagai volume zat terlarut yang terdapat dalam 100 mL larutan. Rumus persen volume dapat dinyatakan sebagai:

Persen volume (v/v) = (Volume zat terlarut / Volume larutan) x 100%

Contoh:

  • Jika terdapat 30 mL etanol (C2H5OH) dalam 100 mL larutan, maka persen volume etanol dalam larutan tersebut adalah 30%.

4. Molalitas (m)

Molalitas adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 kilogram pelarut. Rumus molalitas dapat dinyatakan sebagai:

Molalitas (m) = Jumlah mol zat terlarut / Massa pelarut (kg)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol glukosa (C6H12O6) dalam 1 kilogram air, maka molalitas larutan glukosa adalah 0,5 m.

5. Fraksi Mol (X)

Fraksi mol adalah cara lain yang digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan. Fraksi mol didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dibagi dengan jumlah total mol zat terlarut dan pelarut. Rumus fraksi mol dapat dinyatakan sebagai:

Fraksi mol (X) = Jumlah mol zat terlarut / (Jumlah mol zat terlarut + Jumlah mol pelarut)

Contoh:

  • Jika terdapat 2 mol natrium klorida (NaCl) dan 3 mol air dalam larutan, maka fraksi mol natrium klorida dalam larutan tersebut adalah 2 / (2 + 3) = 0,4.

6. Ppm (Parts per Million)

Ppm adalah satuan yang umum digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan yang sangat kecil. Ppm didefinisikan sebagai jumlah bagian zat terlarut yang terdapat dalam 1 juta bagian larutan. Rumus ppm dapat dinyatakan sebagai:

Ppm = (Jumlah bagian zat terlarut / Jumlah bagian larutan) x 10^6

Contoh:

  • Jika terdapat 500 bagian arsenik (As) dalam 1 juta bagian air, maka konsentrasi arsenik dalam air tersebut adalah 500 ppm.

7. Normalitas (N)

Normalitas adalah salah satu cara untuk mengukur konsentrasi larutan berdasarkan reaksi kimia yang terjadi. Normalitas didefinisikan sebagai jumlah ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter pelarut. Rumus normalitas dapat dinyatakan sebagai:

Normalitas (N) = Jumlah ekivalen zat terlarut / Volume pelarut (L)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 ekivalen asam sulfat (H2SO4) dalam 1 liter air, maka normalitas larutan asam sulfat tersebut adalah 0,5 N.

8. Persen Molaritas (M/M)

Persen molaritas adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Persen molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1000 mL pelarut. Rumus persen molaritas dapat dinyatakan sebagai:

Persen molaritas (M/M) = (Jumlah mol zat terlarut / Volume pelarut) x 1000%

Contoh:

  • Jika terdapat 0,2 mol kalium hidroksida (KOH) dalam 1000 mL air, maka persen molaritas larutan KOH adalah 0,2 M/M.

9. Faktor Koreksi

Faktor koreksi digunakan untuk mengoreksi konsentrasi larutan ketika reaksi kimia terjadi dengan perubahan stoikiometri. Faktor koreksi dapat dinyatakan sebagai:

Faktor koreksi = Jumlah mol zat terlarut / Jumlah mol zat terlarut yang berpartisipasi dalam reaksi

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol asam asetat (CH3COOH) dalam reaksi dengan 1 mol natrium hidroksida (NaOH), maka faktor koreksi adalah 0,5 / 1 = 0,5.

10. Faktor Pengenceran

Faktor pengenceran digunakan ketika larutan yang lebih pekat diencerkan dengan pelarut untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan. Faktor pengenceran dapat dinyatakan sebagai:

Faktor pengenceran = Volume larutan awal / Volume larutan akhir

Contoh:

  • Jika 100 mL larutan pekat diencerkan menjadi 500 mL, maka faktor pengenceran adalah 100 / 500 = 0,2.

11. Faktor Kali

Faktor kali digunakan ketika larutan yang lebih pekat diencerkan dengan pelarut untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan. Faktor kali dapat dinyatakan sebagai:

Faktor kali = Konsentrasi larutan akhir / Konsentrasi larutan awal

Contoh:

  • Jika larutan pekat dengan konsentrasi 2 M diencerkan menjadi larutan dengan konsentrasi 0,5 M, maka faktor kali adalah 0,5 / 2 = 0,25.

12. Konsentrasi Molal (m)

Konsentrasi molal adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi molal didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 kilogram pelarut. Rumus konsentrasi molal dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi molal (m) = Jumlah mol zat terlarut / Massa pelarut (kg)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol glukosa (C6H12O6) dalam 1 kilogram air, maka konsentrasi molal larutan glukosa adalah 0,5 m.

13. Konsentrasi Molalitas (M)

Konsentrasi molalitas adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 kilogram pelarut. Rumus konsentrasi molalitas dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi molalitas (M) = Jumlah mol zat terlarut / Massa pelarut (kg)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol glukosa (C6H12O6) dalam 1 kilogram air, maka konsentrasi molalitas larutan glukosa adalah 0,5 M.

14. Konsentrasi Molaritas (M)

Konsentrasi molaritas adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter pelarut. Rumus konsentrasi molaritas dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi molaritas (M) = Jumlah mol zat terlarut / Volume pelarut (L)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 mol natrium klorida (NaCl) dalam 1 liter air, maka konsentrasi molaritas larutan NaCl adalah 0,5 M.

15. Konsentrasi Persen Massa (m/m)

Konsentrasi persen massa adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi persen massa didefinisikan sebagai massa zat terlarut yang terdapat dalam 100 gram larutan. Rumus konsentrasi persen massa dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi persen massa (m/m) = (Massa zat terlarut / Massa larutan) x 100%

Contoh:

  • Jika terdapat 20 gram gula (C12H22O11) dalam 100 gram larutan, maka konsentrasi persen massa gula dalam larutan tersebut adalah 20%.

16. Konsentrasi Persen Volume (v/v)

Konsentrasi persen volume adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi persen volume didefinisikan sebagai volume zat terlarut yang terdapat dalam 100 mL larutan. Rumus konsentrasi persen volume dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi persen volume (v/v) = (Volume zat terlarut / Volume larutan) x 100%

Contoh:

  • Jika terdapat 30 mL etanol (C2H5OH) dalam 100 mL larutan, maka konsentrasi persen volume etanol dalam larutan tersebut adalah 30%.

17. Konsentrasi Fraksi Mol (X)

Konsentrasi fraksi mol adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi fraksi mol didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dibagi dengan jumlah total mol zat terlarut dan pelarut. Rumus konsentrasi fraksi mol dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi fraksi mol (X) = Jumlah mol zat terlarut / (Jumlah mol zat terlarut + Jumlah mol pelarut)

Contoh:

  • Jika terdapat 2 mol natrium klorida (NaCl) dan 3 mol air dalam larutan, maka konsentrasi fraksi mol natrium klorida dalam larutan tersebut adalah 2 / (2 + 3) = 0,4.

18. Konsentrasi Ppm (Parts per Million)

Konsentrasi ppm adalah satuan yang umum digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan yang sangat kecil. Konsentrasi ppm didefinisikan sebagai jumlah bagian zat terlarut yang terdapat dalam 1 juta bagian larutan. Rumus konsentrasi ppm dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi ppm = (Jumlah bagian zat terlarut / Jumlah bagian larutan) x 10^6

Contoh:

  • Jika terdapat 500 bagian arsenik (As) dalam 1 juta bagian air, maka konsentrasi arsenik dalam air tersebut adalah 500 ppm.

19. Konsentrasi Normalitas (N)

Konsentrasi normalitas adalah salah satu cara untuk mengukur konsentrasi larutan berdasarkan reaksi kimia yang terjadi. Konsentrasi normalitas didefinisikan sebagai jumlah ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter pelarut. Rumus konsentrasi normalitas dapat dinyatakan sebagai:

Konsentrasi normalitas (N) = Jumlah ekivalen zat terlarut / Volume pelarut (L)

Contoh:

  • Jika terdapat 0,5 ekivalen asam sulfat (H2SO4) dalam 1 liter air, maka konsentrasi normalitas larutan asam sulfat tersebut adalah 0,5 N.

20. Konsentrasi Persen Molaritas (M/M)

Konsentrasi persen molaritas adalah cara lain untuk mengukur konsentrasi larutan. Konsentrasi persen molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1000 mL pelarut. Rumus kons

Dapatkan info dari Penakuis Terbaru tentang cpns,PGP,CPG,UT ,pppk dan kumpulan soal. Mari bergabung di Grup Telegram "Penakuis", caranya klik link https://t.me/penakuis, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Leave a Comment

Penakuis.com We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications