Mengapa Kungkang Terkenal dengan Gerakan Super Lambatnya?

PENAKUIS.COM – Kungkang, atau dikenal juga sebagai tauta (subordo *Folivora*), adalah mamalia unik yang dapat ditemukan di wilayah Dunia Baru, meliputi Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Hewan ini terbagi menjadi dua genera utama, yaitu *Bradypus* (kungkang berjari tiga) dan *Choloepus* (kungkang berjari dua). Selain habitat arborealnya yang membuat mereka lebih sering berada di atas pohon, kungkang memiliki ciri khas lain yang sangat menonjol: pergerakan mereka yang amat lambat.

Dalam kebudayaan populer seperti kartun atau animasi, kungkang sering digambarkan bergerak dengan kecepatan yang ekstrem lambat, bahkan membutuhkan waktu lama hanya untuk menggerakkan satu anggota tubuh. Meskipun penggambaran tersebut cenderung dilebih-lebihkan, kenyataannya memang demikian: gerakan kungkang di alam liar bisa membuat siapa saja yang tak sabar menjadi frustrasi. Namun, apa sebenarnya alasan di balik pergerakan mereka yang lambat ini? Berikut adalah beberapa penjelasan utama.

1. Indra Penglihatan yang Terbatas

Salah satu alasan kungkang bergerak sangat lamban adalah karena indra penglihatan mereka yang kurang tajam. Berdasarkan laporan dari The Sloth Conservation Foundation, kungkang memiliki kondisi bernama *rod monochromacy*, di mana mata mereka tidak memiliki sel kerucut. Akibatnya, kungkang tidak dapat melihat warna dan hanya mampu menangkap citra monokromatik (hitam-putih).

Hal ini tentunya menyulitkan mereka saat harus mendeteksi pohon atau dahan terdekat ketika bergerak, sehingga dibutuhkan analisa yang teliti agar tangan dapat meraih dahan dengan tepat tanpa tergelincir. Meskipun ini bukanlah faktor utama, keterbatasan penglihatan tetap menjadi salah satu penyebab mengapa kungkang memilih bergerak perlahan-lahan.

2. Metabolisme yang Sangat Lambat

Penyebab utama keterbatasan gerak kungkang adalah metabolisme tubuh mereka yang berjalan sangat lamban. Metabolisme merupakan proses kimiawi dalam tubuh yang mengubah makanan menjadi energi. Jika metabolisme berjalan terlalu lambat, maka tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk menghasilkan energi, sehingga makhluk hidup seperti kungkang perlu menghemat energi semaksimal mungkin.

Menurut Discover Wildlife, kungkang membutuhkan waktu sekitar satu bulan hanya untuk mencerna satu helai daun sampai benar-benar terurai. Ini menjadikan kungkang sebagai mamalia non-hibernasi dengan metabolisme paling lambat di dunia. Apabila mereka bergerak terlalu cepat—yang tentu saja memerlukan banyak energi—kungkang justru akan kehabisan tenaga sebelum mampu mengganti energi yang hilang.

3. Asupan Nutrisi yang Rendah

Selain metabolisme lambat, pola makan kungkang juga turut berkontribusi pada kebiasaan mereka dalam menghemat energi. The Sloth Conservation Foundation menyebutkan bahwa dedaunan yang menjadi makanan utama kungkang memiliki kandungan kalori yang sangat rendah, sehingga energi yang diperoleh pun terbatas. Kebanyakan hewan pemakan daun mengatasi kekurangan ini dengan memakan jumlah besar, namun kungkang tidak dapat melakukan hal serupa.

Hal ini terkait erat dengan metabolisme mereka; makanan sebelumnya sering kali masih berada dalam proses pencernaan di perut, sehingga kungkang tidak bisa makan terlalu banyak sekaligus. Bahkan ketika makanan berhasil dicerna, tingkat nutrisi yang berhasil diserap hanya berkisar antara 40–73 persen. Oleh karena itu, kungkang harus memanfaatkan energi yang dimiliki secara hati-hati, dan salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi pergerakan hingga seminimal mungkin.

Dengan kombinasi keterbatasan penglihatan, metabolisme lambat, dan asupan nutrisi rendah, tidak heran jika kungkang menjadi salah satu makhluk hidup paling lambat di dunia. Semua adaptasi tersebut membantu mereka bertahan hidup di lingkungan alaminya yang penuh tantangan.

Kungkang Tidak Selalu Lamban

Memang betul bahwa kungkang terkenal dengan gerakannya yang sangat lambat saat berada di pohon. Namun, ini tidak berarti mereka akan selalu seperti itu. Dalam situasi tertentu, kungkang bisa menunjukkan kemampuan bergerak yang lebih cepat, hal yang mungkin akan mengejutkanmu. Salah satu contohnya adalah saat mereka berenang.

Meskipun tampaknya mustahil, sebenarnya kungkang adalah perenang yang cukup handal. Berdasarkan informasi dari Smithsonian National Zoo, cara renang kungkang menyerupai gaya renang anjing, di mana mereka menggunakan lengan dan kaki untuk menggerakkan tubuh maju. Lengan depan mereka yang panjang dan berotot menjadi komponen utama dalam upaya ini. Rata-rata kecepatan renang kungkang mencapai sekitar 13 meter per menit atau kurang dari 1 km per jam.

Kecepatan itu mungkin terkesan rendah, tetapi jika dibandingkan dengan pergerakan mereka di pohon, kemampuan ini tergolong luar biasa. Apalagi, kungkang tidak sering terlihat berenang — biasanya hanya dilakukan saat mereka perlu menyeberangi sungai untuk berpindah ke lokasi yang cukup jauh.

Manfaat di Balik Gerakan Lamban Kungkang

Bagi manusia, gerakan lamban cenderung dianggap merepotkan karena menghambat aktivitas. Namun bagi kungkang, justru inilah kunci utama bertahan hidup mereka. Merujuk pada Britannica, gerakan lamban kungkang menyulitkan predator darat untuk mendeteksi mereka, sebab hewan ini jarang bergerak ketika sedang berada di atas pohon. Ditambah lagi, bulu kungkang yang menyerupai lumut membantu mereka menyatu dengan lingkungan pohon sehingga memberikan efek kamuflase yang efektif. Bagi predator darat maupun udara yang bergantung pada penglihatan untuk mencari mangsa, adaptasi ini menjadi tantangan besar.

Selain itu, gerakan lamban kungkang juga terkait erat dengan regulasi suhu tubuh mereka. Sebagai hewan heterotermik, kungkang tidak mampu menjaga suhu tubuh secara konsisten. Menurut Britannica, mereka harus berjemur di atas pohon agar suhu tubuh tetap dalam kisaran 25–35 derajat Celsius. Jika bergerak terlalu banyak, energi dalam tubuh yang diperlukan untuk menjaga suhu justru akan terkuras. Hal ini menjadi tantangan tersendiri ketika cahaya Matahari tidak cukup kuat untuk membantu memanaskan tubuh mereka. Oleh karena itu, kungkang membatasi gerakannya untuk menghemat energi.

Kesimpulannya, gerakan lamban kungkang bukanlah kelemahan, melainkan adaptasi penting yang mendukung kelangsungan hidupnya. Setiap aspek dari perilaku ini memiliki fungsi spesifik yang membantu kungkang bertahan di habitatnya yang keras. Oh ya, perlu diingat bahwa pembahasan kali ini tentang kungkang dari ordo Folivora, bukan kukang yang merupakan primata. Jadi, jangan sampai tertukar!

Baca Juga : Mengapa Gajah Memiliki Ingatan yang Kuat?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *