PENAKUIS.COM – Para peneliti dari California Academy of Sciences baru-baru ini berhasil menemukan spesies kalajengking berbisa yang sebelumnya tidak teridentifikasi di Gurun San Joaquin, California. Dikenal dengan nama Tulare Basin, temuan ini melibatkan setidaknya 29 kalajengking berbisa yang telah dipublikasikan dalam jurnal peer-review ZooKeys pada tanggal 29 November yang lalu.
Temuan ini menjadi langkah awal dalam mengeksplorasi keragaman hayati di kawasan tersebut serta mengidentifikasi tantangan konservasi yang dihadapi oleh spesies yang baru dijelaskan ini.
Asal Usul Penelitian: Berawal dari Foto Kalajengking di Internet
Menurut informasi dari laman Newsweek, penelitian ini dimulai sejak tahun 2021. Para peneliti dari California Academy of Sciences melakukan penelusuran intensif di Gurun San Joaquin selama satu tahun. Awal mula penemuan ini terjadi ketika sejumlah foto kalajengking misterius muncul di iNaturalist, sebuah jejaring sosial yang melibatkan ilmuwan warga dan masyarakat umum, pada tahun 2020.
Ciri-ciri kalajengking baru ini meliputi:
– Delapan kaki
– Tubuh yang “halus”
– Dua penjepit bergigi tebal
– Warna tubuh oranye-kuning dengan tanda coklat tua
Meskipun mengandung racun, peneliti menyatakan bahwa kalajengking ini tidak berbahaya bagi manusia.
Peneliti Usulkan Status Terancam Punah untuk Kalajengking Ini
Lauren Esposito, asisten kurator di California Academy of Sciences, menegaskan bahwa penemuan ini sangat penting untuk pemahaman ekologi dan keragaman hayati di Gurun San Joaquin. Sayangnya, spesies baru ini menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup, sebagian besar akibat aktivitas manusia.
Aktivitas penggembalaan ternak di sekitar kawasan tersebut menjadi salah satu ancaman utama bagi kalajengking Tulare Basin. Kegiatan ini telah menyebabkan kerusakan pada habitat alami kalajengking tersebut.
Penelitian ini menekankan pentingnya langkah-langkah konservasi, seperti pelestarian komunitas tanaman penyerap alkali, pengendalian spesies invasif, pembatasan penggembalaan ternak, restorasi lahan terlantar, serta penanganan perubahan iklim.
“Langkah paling krusial untuk konservasi kalajengking Cekungan Tulare adalah melindungi sisa habitat berkualitas tinggi, mengendalikan spesies invasif, membatasi penggembalaan ternak, memulihkan lahan terlantar, dan menangani penyebab serta dampak perubahan iklim,” jelasnya dalam studi tersebut, seperti yang dilaporkan pada Jumat, 15 Desember 2023.
“Selain itu, mengingat wilayah jelajah yang terbatas dan tidak stabil, kami merekomendasikan agar spesies ini diusulkan untuk mendapatkan status terancam punah atau sangat terancam punah, setidaknya di tingkat negara bagian, agar bisa mendapatkan perlindungan yang memadai,” tambahnya.
Upaya Konservasi Saat Ini
Secara global, angka kepunahan hewan kini jauh melampaui tingkat kepunahan yang terjadi secara alami. Berdasarkan data dari World Wildlife Fund (WWF), saat ini tingkat kepunahan diperkirakan 10.000 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi alami.
Para peneliti secara konsisten menegaskan bahwa faktor utama di balik tingginya angka kepunahan ini adalah aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Meskipun ada usaha untuk menghidupkan kembali spesies-spesies yang telah punah, penemuan spesies baru seperti kalajengking Tulare Basin memberikan harapan baru. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak kehidupan yang menunggu untuk ditemukan dan dilindungi, di tengah berbagai tantangan lingkungan global yang kompleks.
Temuan ini tidak hanya mengungkap adanya spesies baru, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan kompleksitas tantangan yang harus dihadapi dalam upaya konservasi. Kita perlu bekerja keras untuk melindungi keragaman hayati dan memastikan kelangsungan hidup berbagai spesies di masa depan.
Baca Juga : Mengapa Kuda Memiliki Wajah Panjang? Ini Penjelasannya
Tinggalkan Balasan