Rumus dan Tabel ANOVA Dua Arah (Two Way ANOVA)

Dalam statistik, Analisis Variansi (ANOVA) adalah metode yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dari beberapa kelompok yang berbeda. Metode ANOVA ini sangat berguna dalam penelitian ilmiah dan eksperimen, terutama ketika kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara beberapa kelompok yang diuji.

Pengenalan tentang ANOVA

ANOVA adalah teknik statistik yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dari tiga atau lebih kelompok yang berbeda. Teknik ini memungkinkan kita untuk menentukan apakah perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut adalah signifikan, ataukah hanya terjadi secara acak. ANOVA bekerja dengan membandingkan variabilitas antara kelompok dengan variabilitas dalam kelompok.

Salah satu jenis ANOVA yang umum digunakan adalah ANOVA dua arah (Two Way ANOVA). ANOVA dua arah digunakan ketika kita ingin mempelajari pengaruh dua faktor yang berbeda terhadap suatu variabel. Misalnya, kita dapat menggunakan ANOVA dua arah untuk mempelajari pengaruh jenis kelamin dan usia terhadap tingkat pendapatan seseorang.

Rumus ANOVA Dua Arah

Rumus untuk ANOVA dua arah cukup kompleks dan melibatkan beberapa langkah. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung ANOVA dua arah:

Langkah 1: Tentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok yang diuji, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok tersebut.

Langkah 2: Kumpulkan data dari kelompok-kelompok yang akan diuji. Pastikan data yang dikumpulkan lengkap dan akurat.

Langkah 3: Hitung rata-rata dari setiap kelompok yang diuji. Rata-rata ini akan digunakan dalam perhitungan ANOVA.

Langkah 4: Hitung jumlah total kuadrat (SST), yang merupakan jumlah variabilitas total dalam data. SST dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

SST = ΣΣ(x – x̄)²

di mana x adalah setiap nilai dalam data, x̄ adalah rata-rata dari semua nilai dalam data, dan ΣΣ adalah simbol untuk menjumlahkan semua nilai dalam data.

Langkah 5: Hitung jumlah kuadrat antar kelompok (SSA), yang merupakan jumlah variabilitas antar kelompok. SSA dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

SSA = (ΣΣx² / n) – (ΣΣx̄²)

di mana n adalah jumlah data dalam setiap kelompok, ΣΣx² adalah jumlah kuadrat dari semua nilai dalam data, dan ΣΣx̄² adalah jumlah kuadrat dari rata-rata setiap kelompok.

Langkah 6: Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok (SSE), yang merupakan jumlah variabilitas dalam kelompok. SSE dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

SSE = SST – SSA

Langkah 7: Hitung derajat kebebasan antar kelompok (dF1) dan derajat kebebasan dalam kelompok (dF2). Derajat kebebasan antar kelompok dapat dihitung dengan mengurangi 1 dari jumlah kelompok yang diuji, sedangkan derajat kebebasan dalam kelompok dapat dihitung dengan mengurangi 1 dari jumlah total data.

Langkah 8: Hitung mean square antar kelompok (MSA) dan mean square dalam kelompok (MSE). MSA dapat dihitung dengan membagi jumlah kuadrat antar kelompok dengan derajat kebebasan antar kelompok, sedangkan MSE dapat dihitung dengan membagi jumlah kuadrat dalam kelompok dengan derajat kebebasan dalam kelompok.

Langkah 9: Hitung nilai F dengan menggunakan rumus berikut:

F = MSA / MSE

Langkah 10: Tentukan nilai kritis F pada tingkat signifikansi yang ditentukan. Nilai kritis F dapat ditemukan dalam tabel distribusi F.

Langkah 11: Bandingkan nilai F yang dihitung dengan nilai kritis F. Jika nilai F yang dihitung lebih besar dari nilai kritis F, maka hipotesis nol ditolak dan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok yang diuji.

Tabel ANOVA Dua Arah

Untuk mempermudah perhitungan ANOVA dua arah, kita dapat menggunakan tabel ANOVA dua arah. Tabel ini menggabungkan berbagai nilai yang diperlukan untuk menghitung ANOVA dua arah, seperti sum of squares, degrees of freedom, mean squares, dan nilai F.

Berikut adalah contoh tabel ANOVA dua arah:

Sumber Variasi Derajat Kebebasan Jumlah Kuadrat Mean Square F Nilai
Antar Kelompok (Factor 1) dF1 SSA MSA F1
Antar Kelompok (Factor 2) dF2 SSB MSB F2
Interaksi dF1 × dF2 SSAB MSAB FAB
Dalam Kelompok (n-1) × (a-1) SSE MSE
Total n × a – 1 SST

Dalam tabel ini, dF1 dan dF2 mewakili derajat kebebasan antar kelompok untuk factor 1 dan factor 2, sedangkan dF1 × dF2 mewakili derajat kebebasan interaksi antara factor 1 dan factor 2. SSA, SSB, dan SSAB mewakili jumlah kuadrat antar kelompok untuk factor 1, factor 2, dan interaksi, sedangkan SSE mewakili jumlah kuadrat dalam kelompok. MSA, MSB, MSAB, dan MSE mewakili mean square antar kelompok dan dalam kelompok. F1, F2, dan FAB mewakili nilai F untuk factor 1, factor 2, dan interaksi.

Contoh Kasus

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penggunaan ANOVA dua arah, berikut adalah contoh kasus:

Seorang peneliti ingin mempelajari pengaruh dosis dan jenis obat terhadap tingkat penyembuhan luka pada hewan percobaan. Peneliti ini menguji tiga dosis obat (rendah, sedang, tinggi) dan dua jenis obat (A, B). Setiap kelompok terdiri dari lima hewan percobaan. Berikut adalah hasil pengukuran tingkat penyembuhan luka pada setiap hewan dalam kelompok:

  • Kelompok 1 (rendah, A): 80, 85, 90, 82, 88
  • Kelompok 2 (rendah, B): 85, 88, 92, 86, 90
  • Kelompok 3 (sedang, A): 90, 92, 95, 88, 93
  • Kelompok 4 (sedang, B): 92, 93, 97, 90, 95
  • Kelompok 5 (tinggi, A): 95, 97, 100, 92, 98
  • Kelompok 6 (tinggi, B): 98, 100, 105, 95, 102

Langkah-langkah untuk menghitung ANOVA dua arah pada kasus ini adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Hipotesis nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan antara dosis obat dan jenis obat terhadap tingkat penyembuhan luka. Hipotesis alternatif (H1): Terdapat perbedaan signifikan antara dosis obat dan jenis obat terhadap tingkat penyembuhan luka.

Langkah 2: Mengumpulkan data tingkat penyembuhan luka dari kelompok-kelompok yang diuji.

Langkah 3: Menghitung rata-rata dari setiap kelompok yang diuji:

  • Rata-rata kelompok 1: (80 + 85 + 90 + 82 + 88) / 5 = 85
  • Rata-rata kelompok 2: (85 + 88 + 92 + 86 + 90) / 5 = 88.2
  • Rata-rata kelompok 3: (90 + 92 + 95 + 88 + 93) / 5 = 91.6
  • Rata-rata kelompok 4: (92 + 93 + 97 + 90 + 95) / 5 = 93.4
  • Rata-rata kelompok 5: (95 + 97 + 100 + 92 + 98) / 5 = 96.4
  • Rata-rata kelompok 6: (98 + 100 + 105 + 95 + 102) / 5 = 100

Langkah 4: Menghitung jumlah total kuadrat (SST):

SST = [(80-92.4)² + (85-92.4)² + … + (102-92.4)²] + [(80-92.4)² + (85-92.4)² + … + (102-92.4)²] + … + [(80-92.4)² + (85-92.4)² + … + (102-92.4)²]

Langkah 5: Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok (SSA):

SSA = [(85-92.4)² + (88.2-92.4)² + (91.6-92.4)² + (93.4-92.4)² + (96.4-92.4)² + (100-92.4)²] + [(85-92.4)² + (88.2-92.4)² + (91.6-92.4)² + (93.4-92.4)² + (96.4-92.4)² + (100-92.4)²]

Langkah 6: Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok (SSE):

SSE = SST – SSA

Langkah 7: Menghitung derajat kebebasan antar kelompok (dF1) dan derajat kebebasan dalam kelompok (dF2):

dF1 = jumlah kelompok – 1 = 3 – 1 = 2

dF2 = jumlah total data – jumlah kelompok = 6 × 5 – 3 = 27

Langkah 8: Menghitung mean square antar kelompok (MSA) dan mean square dalam kelompok (MSE):

MSA = SSA / dF1

MSE = SSE / dF2

Langkah 9: Menghitung nilai F:

F = MSA / MSE

Langkah 10: Menentukan nilai kritis F pada tingkat signifikansi yang ditentukan.

Langkah 11: Membandingkan nilai F yang dihitung dengan nilai kritis F. Jika nilai F yang dihitung lebih besar dari nilai kritis F, maka hipotesis nol ditolak dan terdapat perbedaan signifikan antara dosis obat dan jenis obat terhadap tingkat penyembuhan luka.

Kesimpulan

ANOVA dua arah adalah metode statistik yang berguna untuk membandingkan rata-rata dari beberapa kelompok yang berbeda. Dalam ANOVA dua arah, kita dapat mempelajari pengaruh dua faktor yang berbeda terhadap suatu variabel. Dengan menggunakan rumus dan tabel ANOVA dua arah, kita dapat menghitung nilai F dan menentukan apakah perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut adalah signifikan.

Melalui contoh kasus yang diberikan, kita dapat melihat bagaimana ANOVA dua arah dapat digunakan dalam penelitian ilmiah. Dalam contoh kasus tersebut, kita ingin mengetahui pengaruh dosis obat dan jenis obat terhadap tingkat penyembuhan luka pada hewan percobaan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, kita dapat menghitung ANOVA dua arah dan menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan antara dosis obat dan jenis obat tersebut.

FAQs
Dapatkan info dari Penakuis Terbaru tentang cpns,PGP,CPG,UT ,pppk dan kumpulan soal. Mari bergabung di Grup Telegram "Penakuis", caranya klik link https://t.me/penakuis, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Leave a Comment

Penakuis.com We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications