Ukuran Tubuh Anjing Mempengaruhi Kepribadian? Inilah Temuan Ahli Saraf Hewan

PENAKUIS.COM – Anjing telah lama dikenal sebagai sahabat setia manusia, banyak orang memelihara makhluk berkaki empat ini. Anda mungkin pernah melihat beberapa anjing gemar bermain lempar tangkap, sementara yang lain lebih suka hanya menjadi penonton?

Di sisi lain, ada anjing yang senang berlarian mengikuti tuannya, sementara yang lain sering berhenti untuk mengendus sesuatu di jalan mereka. Perbedaan perilaku ini menimbulkan pertanyaan: mengapa anjing memiliki kepribadian yang berbeda meskipun berasal dari ras yang sama?

Erin Hecht, asisten profesor biologi evolusi manusia di Universitas Harvard, berusaha mencari jawaban atas pertanyaan ini dengan mengeksplorasi perkembangan otak anjing. “Ketika memandang anjing sebagai hasil eksperimen alam dan evolusi perilaku otak, kita perlu melihat otak mereka dan memahami bagaimana evolusi telah membentuknya,” ungkap Hecht.

Menurut laman The Harvard Gazette, anjing mengalami domestikasi antara 20.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Jika dilihat dari garis evolusi, manusia modern muncul sekitar 300.000 tahun lalu, menandakan bahwa sejak domestikasi, anjing telah hidup berdampingan dengan manusia.

Pengamatan Terhadap Struktur Otak

Laboratorium Hecht melakukan pemindaian MRI pada hampir 100 otak anjing setiap tahun dan melakukan survei terhadap pemilik mereka. Survei ini bertujuan memahami keterampilan kerja anjing, seperti berburu, menggembala, dan menjaga, dengan membandingkannya berdasarkan bentuk tengkorak, ukuran tubuh, dan ras. Penelitian dilakukan pada berbagai ras seperti Great Dane, anjing pemburu, anjing perancang, serta ras purba seperti husky dan anjing desa.

“Sekitar 80 persen anjing saat ini dikenal sebagai anjing desa. Mereka adalah hewan liar yang hidup berdampingan dengan manusia tanpa sepenuhnya menjadi hewan peliharaan,” jelas Hecht. Penelitian juga menemukan perbedaan neurologis antara ras anjing pramodern dan modern.

Anjing pramodern umumnya memiliki amigdala lebih besar, mengindikasikan kemampuan pengamatan lingkungannya yang lebih baik. Sementara itu, anjing modern memiliki neokorteks lebih besar untuk kontrol motorik dan penalaran, memungkinkan adaptasi yang lebih fleksibel.

Laboratorium Hecht juga mengaitkan perbedaan kepribadian dan keterampilan dengan enam bagian otak anjing yang spesifik. Masing-masing bagian otak berfungsi dalam kendali dorongan, penciuman dan pengecapan, navigasi spasial, komunikasi dan koordinasi sosial, reflek bertarung atau melarikan diri, serta penciuman visual.

Walaupun ras anjing domestik memiliki jalur kepribadian dan keterampilan serupa, penelitian Hecht menunjukkan sifat-sifat ini dipengaruhi oleh pembiakan selektif dari DNA leluhur. “Seleksi spesifik baru-baru ini pada ras individu jauh mempengaruhi daripada pengaruh awal pada populasi leluhur,” jelas Hecht.

Ukuran Tubuh Anjing Mempengaruhi Kepribadian

Lebih dari sekadar ras, ukuran dan bentuk kepala turut mempengaruhi jalur kepribadian anjing. Anjing dengan tubuh lebih besar cenderung memiliki neokorteks lebih besar dibandingkan yang lebih kecil, membuat mereka lebih mudah dilatih dan kurang cemas.

“Temuan ini menegaskan bahwa morfotipe tengkorak ekstrem anjing berdampak pada anatomi otaknya, mempengaruhi perilakunya,” tutur Hecht. Dengan pemindaian MRI tersebut, laboratorium Hecht juga menilai perilaku anjing melalui Canine Behavioral Assessment and Research Questionnaire (C-BARQ).

Survei ini mencakup perilaku seperti agresi, kemampuan berlatih, dan tingkat kompetitif, dianalisis dari 32.000 anjing dari 82 ras berbeda. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa tinggi badan lebih menentukan dibandingkan ras dalam penilaian temperamen melalui C-BARQ.

“Hecht menyatakan ukuran tubuh adalah prediktor yang lebih baik daripada ras untuk memprediksi skor temperamen,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa susunan otak tertentu mengisyaratkan kecenderungan utama terkait keterampilan kerja. “Pelatihan selalu diperlukan, saya belum pernah mendengar ada jenis anjing pekerja yang bisa langsung melakukan tugasnya tanpa pelatihan,” tambah Hecht.

Oleh karena itu, jika Anda melihat pitbull bertingkah seperti chihuahua, penyebabnya mungkin bisa dijelaskan melalui struktur dan ukuran otak mereka.

Baca Juga : Peneliti Temukan Spesies Kalajengking Berbisa Baru di Gurun: Seperti Apa Wujudnya?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *