PENAKUIS.COM – Bagaimana burung yang biasanya terbang di udara bisa menyelam dengan aman? Di antara berbagai jenis burung, spesies tertentu memiliki kemampuan unik, termasuk menyelam. Salah satu burung yang dikenal dengan keahliannya ini adalah burung pekakak. Burung yang berwarna cerah dan berparuh panjang ini memiliki keahlian menyelam yang luar biasa untuk menangkap ikan dengan kecepatan tinggi.
Meski menyelam dengan cepat, para peneliti menemukan bahwa aktivitas ini tidak menyebabkan cedera otak pada burung pekakak.
Kecepatan Menyelam Hingga 40 Km/Jam
Burung pekakak atau kingfisher dapat menyelam dengan kecepatan hingga 40 km/jam tanpa melukai diri. Teknik menyelam yang dilakukan disebut penyelaman terjun. Selain burung pekakak, teknik ini juga dimiliki oleh burung seperti gannet dan pelikan.
“Kingfisher telah mengembangkan sifat-sifat tertentu agar otak mereka tetap terlindungi saat menyelam,” kata Shannon Hackett, penulis studi dan kurator burung dari Field Museum, menurut Popular Science.
Pola Makan yang Beragam
Tidak semua burung pekakak adalah pemakan ikan; beberapa memakan kadal, serangga, atau burung pekakak kecil lainnya. Penelitian di Journal of Biogeography tahun 2017 menunjukkan bahwa pola makan dan kemampuan menyelam kemungkinan berevolusi dari nenek moyang yang sama.
Penelitian terbaru di jurnal Communications Biology Oktober 2023 membandingkan DNA dari 30 spesies kingfisher. Tujuannya adalah untuk memahami gen yang dapat menjelaskan pola makan dan kemampuan menyelam tanpa cedera otak.
“Saat meneliti di lapangan, ilmuwan mengumpulkan sampel jaringan seperti otot atau hati dari spesimen burung. Sampel ini disimpan di Field Museum, dibekukan dalam nitrogen cair untuk pengawetan DNA,” ujar Chad Eliason, ahli biologi evolusi dan rekan penulis studi tersebut.
Peran Penting Protein di Otak
Penelitian ini mengurutkan genom lengkap setiap spesies burung pekakak dan membandingkan miliaran pasangan basa dalam genom mereka untuk mencari variasi genetik. Ditemukan beberapa gen yang telah dimodifikasi berhubungan dengan pola makan dan struktur otak, yaitu gen AGT dan MAPT.
Gen AGT terkait dengan fleksibilitas pola makan, sedangkan gen MAPT mengkode Protein Tau yang berfungsi menstabilkan struktur otak burung. Namun, penumpukan Protein Tau yang berlebih dapat berbahaya; cedera otak traumatis dan penyakit Alzheimer pada manusia terkait dengan akumulasi protein ini. Para peneliti menyarankan bahwa Protein Tau mungkin memberikan perlindungan pada otak burung.
“Saya menduga ada tekanan selektif kuat terhadap protein ini untuk melindungi otak burung,” kata Hackett. Ke depan, peneliti berharap penelitian ini bisa diaplikasikan pada otak manusia untuk membantu penderita Alzheimer.
Baca Juga : Apakah Benar Hiu Akan Mati Jika Berhenti Berenang? Ini Faktanya
Tinggalkan Balasan